FIQH MUAMALAH
Fiqh muamalah, secara bahasa
Fiqh (faham yang mendalam), muamalah (saling bertindak/berbuat), secara istilah
adalah hukum/aturan Allah yang mengatur kehidupan manusia dalam urusan
keduniaan (manusia dengan manusia) yang berkaitan dengan urusan dunia dan
sosial.
Subjek dan objek fiqh muamalah,
Subjek (syakhsiyah tobi’iyah/person & Syakhsiyah hukmiyah/ recth
person). Objek (benda).
Dasar Muamalah (al ashlu fil
muamalati ibahah, hatta yadulla dalilu ‘ala tahrimiha/ hukum asal
muamalah itu boleh, hingga ada dalil yang mengharamkannya).
Ruang lingkup fiqih
muamalah: Adabiyah (berkaitan indera manusia) & Madiyah (kebendaan).
Hubungan fiqh muamalah dengan
ilmu fiqh lain: fiqh muamalah termasuk bagian dari fiqh secara umum.
AKAD
Secara bahasa, al aqdu (Sambungan) al
ahdu (janji), secara istilah adalah perikatan yang ditetapkan dengan
ijab qabul berdasarkan ketentuan syara’ yang berdampak pada objeknya.
Rukun, orang yang berakad (‘aqid),
sesuatu yang di akadkan (ma’qud ‘alaih), sighat (ijab-qabul)
Perbedaan aqd dengan wa’ad. Akad
adalah ikatan antara beberapa pihak transaksi melalui ijab dan
qabul, sementara Wa’ad adalah janji antara satu pihak kepada pihak lainnya,
pihak yang diberi janji tidak memikul kewajiban apa-apa terhadap pihak lainnya.
Macam-macam Akad dalam Fiqih
Muamalah
a. Dari segi sah dan tidak sah
· Akad shahih: akad yang memenuho rukun dan syarat
· Akad bathil : akad yang tidak memenuhi rukun dan syarat
· Akad haram/ Makruh Tahrim : makruh yang mendekati haram,
seperti ba’i najasy, ba’i Jalb (talaqqi rukban), melaksanakan akad
pasca azan jumat
b. Dari segi pemberian nama
· Akad musamma: akad yang diberi nama langsung oleh
syari’at Islam. (ba’i, ijarah, syirkah, qardh, mudharabah,
kafalah, wadi’ah, wakalah, hibah)
· Akad Ghairu Musamma: Akad yang tidak diberi nama oleh
syari’at. (jual beli wafa, musyarakah mutanaqishah dan akad untuk promosi dan
iklan)
c. Dari segi cara pelaksanaan
· Dengan upacara: akad
perkawinan, upacara MoU perusahaan, lembaga, dsb.
· Tanpa upacara (ridha-iyah):
akad-akad yang biasa dilakukan, contoh; jual-beli, sewa, dsb.
d. Akad mengikat & kemungkinan pembatalan
· Akad lazim (mengikat) salah satu pihak maupun kedua pihak.
· Akad yang tidak lazim (tidak mengikat) kedua pihak. (wadiah)
masing masing pihak bisa membatalkan akad itu tanpa menunggu persetujuan pihak
lain.
e. Dari segi tukar menukar hak (Tabadul Huquq)
· Akad Mu’awadhat: masing-masing pihak
saling tukar & saling mengambil dari yang lain, seperti jual-beli dan
sewa.
· Akad Tabarru’at: pemberian atau bantuan sepihak,
seperti hibah, hadiah, waqaf
· Tabarru’at ke Mu’awadhat: akad yang pada mulanya tabarru’,
tetapi berakhir dengan mu’awadhat seperti kafalah yang ada
imbalan, dan wadiah yang ada imbalan.
f. Dari segi pertukaran atau pertanggungan
· Akad Tabadduli: akad yang didalamnya ada pertukaran
seperti jual beli atau ijarah.
· Akad takaffuli: akad yang bentuk dan akibatnya saling
menanggung dan menolong, seperti akad dalam asuransi syari’ah.
g. Dari segi Akibat Akad
· Akad Munjiz: Akad yang realisasinya dilaksanakan
langsung setelah selesainya akad.
· Akad Muallaq: Akad yang pelaksanaannya tergantung
syarat
· Akad Mudhaf: Akad yang realisasi pelaksanaannya
ditangguhkan waktunya.
h. Dari segi Segera & keberlangsungan
· Akad fauriyah: Akad yang pelaksanaannya tidak
memerlukan waktu lama.
· Akad Istimrar: Hukum akad terus berjalan.
i. Dari segi Sifat Benda
· Akad ‘Ainiyah: akad yang disyaratkan adanya penyerahan
barang.
· Akad Ghairu‘Ainiyah: Akad yang tidak disertai
penyerahan barang seperti akad amanah, wakalah.
j. Dari segi Disyariatkan atau dilarang
· Akad Musyar’ah: Akad yang dibenarkan oleh syari’ah.
· Akad Mamnu’ah: Akad yang dilarang Syari’ah.
k. Dari segi Ashliyah-Tabi’iyah
· Akad Ashliyah: akad yang berdiri sendiri, tanpa
memerlukan sesuatu yang lain.
· Akad Tabi’iyah: akad yang membutuhkan adanya sesuatu
yang lain.
Bentuk Akad dalam Muamalah
(sosial atau bisnis)
a. Akad Tabarru’: transaksi yang
digunakan untuk tujuan saling tolong menolong dalam rangka berbuat kebajikan (Non
for Profit Transaction). Contoh; Qardh, wadiah, wakalah, kafalah, Rahn,
Hiwalah, Ji’alah.
b. Akad Tijarah: transaksi yang digunakan
untuk mencari keuntungan bisnis (For Profit Transaction). seperti murabahah,
salam, istishna’, ijarah dan IMBT.
KONSEP HARTA dalam FIQH
MUAMALAH
Kamus Lisanul-‘Arab karya
Ibnu Manzur menjelaskan bahwa kata mal (harta) berasal dari
kata kerja mala-yamulu , yang artinya kecenderungan, condong,
miring. Bila ditinjau dari arti terminologisnya (istilah), kata maal adalah
setiap sesuatu yang dapat dimiliki, diperoleh dan pada lazimnya dapat diambil
kemanfaatannya.
Kedudukan harta dalam Islam
1. Harta sebagai fitrah (at-Thaghabun:15)
2. Harta sebagai perhiasan hidup (Al-Kahfi:46)
3. Harta untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai
kesenangan(Al-Imran:14)
Pembagian Harta
1. Harta mutaqawwim (dapat dikuasai) dan ghairu
mutaqawwim (tidak dapat dikuasai)
2. Harta Aqr (tetap/tidak bergerak) dan Manqul
(bergerak)
3. Harta mitsli (ada persamaan di pasar) dan Qimi
(tidak punya kesamaan di pasar)
4. Harta istihlahi (diambil manfaat dengan merusak)
dan isti’mali (ambil manfaat tanpa merusak zatnya)
5. Harta mamluk (ada dibawah kepemilikan), mudah
(sesuatu yang awalnya bukan milik seseorang, dan Mahjur ( tidak boleh dimiliki
pribadi)
6. Harta ‘ain (berbentuk benda) dan dhain (sesuatu
yang berada dalam tanggung jawab)
7. Harta yang dapat dibagi (qabi lil al-qismah) dan tidak
dapat dibagi (ghair qabi lil al-qismah)
8. Harta pokok (menyebabkan adanya harta lain) dan harta hasil (Tsamarah/terjadi
karena harta lain)
9. Harta khas (pribadi) dan ‘m (umum)
RIBA
Pengertian Riba secara bahasa
adalah ziyadah (tambahan). Secara linguistik, Pengertian Riba
ialah membesar dan tumbuh. Adapun menurut istilah teknis, pengertian Riba yaitu
pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal secara batil. Pengertian Riba
menurut Bahasa merupakan tambahan, namun yang dimaksud riba dalam Alquran
yaitu setiap penambahan yang diambil tanpa adanya satu transaksi pengganti atau
penyeimbang yang dibenarkan syariah.
Larangan Riba dalam Al-Qur’an
1. Seolah-olah menolong padahal mencelakakan (Ar-Rum: 39)
2. Riba digambarkan sesuatu yang jelek (An-Nisa’: 160-162)
3. Riba Berlipat ganda (Al-Imran : 130)
4. Riba Haram tanpa syarat (Al-Baqarah: 278)
Barang ribawi
1. Nuqud: Emas dan Perak
2. Math’umat: makanan (kurma, gandum, tepung, beras, dll)
Jenis-Jenis Riba
1. Riba Fadl: Upaya mengambil keuntungan dari
pertukaran barang sejenis dengan kadar yang berbeda. (ex; emas dengan emas,
perak dengan perak, gandum dengan gandum, dll.)
2. Riba Nasi’ah: Upaya mengambil keuntungan dari
adanya pinjaman/hutang. diakad awal.
3. Riba Jahiliyah: Upaya mengambil keuntungan dari
adanya keterlambatan pembayaran hutang.
KHIYAR
Khiyar adalah pilihan untuk
melanjutkan jual beli atau membatalkannya, karena terdapat cacat terhadap
barang yang dijual atau perjanjian pada waktu akad atau karena
sebab.
Macam-macam khiyar
1. Khiyar Majelis adalah hak untuk memutuskan melanjutkan atau tidak
transaksi oleh penjual dan pembeli selama masih ada ditempat jual beli.
2. Khiyar aib adalah hak untuk meneruskan atau membatalkan transaksi
apabila setelah akad berlangsung diketahui ada cacat pada objek jual beli, yang
tidak diketahui pembeli saat akad.
3. Khiyar syarat adalah hak pembeli atau penjual atau keduanya, untuk
melanjutkan atau membatalkan transaksi selama masih dalam masa tenggang yang
disepakati kedua belah pihak.
Sumber gambar : Islam.nu.or.id
Diolah oleh Tim forshei materi