Menurut
bahasa (lughah)
Zakat berarti nama’I (kesuburan), thaharah (kesucian), barakah (keberkatan),
dan tazkiyah
tathhier (mensucikan). Sedangkan menurut istilah, Zakat adalah
pengambilan harta tertentu dari harta tertentu, menurut sifat-sifat tertentu,
dan untuk diberikan kepada golongan tertentu.
Sedangkan
pengertian zakat menurut UU No 23 Tahun 2011 adalah harta yang wajib
dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang
berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam. Seorang muslim atau badan usaha
yang dimiliki orang Islam yang berkewajiban untuk menunaikan zakat disebut Muzakki, dan
orang yang berhak menerima zakat disebut Mustahik.
Dasar
Hukum Zakat
· UU
No. 13 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat
· PP
No. 14 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan UU No. 13 tahun 2011
· QS.
At-Taubah ayat 103 dan ayat 60
· QS.
Al-Baqarah ayat 43
Syarat
Wajib dan Sah Zakat
Syarat
wajib mengeluarkan zakat ada 9 yakni; muslim, merdeka, baligh dan
merdeka, harta yang dimiliki wajib dizakati, mencapai nishab, harta
adalah miliki penuh, memenuhi haul, tidak
berutang, dan melebihi kebutuhan pokok.
Adapun
syarat sah zakat ada 2 yaitu; niat dan penyerahan kepemilikan (menyerahkan
kepada yang berhak menerimanya).
Mustahiq (Penerima)
Zakat
Seperti
yang telah diatur dalam QS. At-Taubah ayat 60, terdapat 8 golongan mustahik yaitu:
1. Fakir
2. Miskin
3. Amil
4. Muallaf
5. Riqab
6. Gharimin
7. Fi Sabilillah
8. Ibnu sabil
Macam-Macam
Zakat
1. Zakat
Fitrah
Zakat
fitrah adalah zakat jiwa yang wajib dikeluarkan seorang muslim pada bulan
Ramadhan, dan diwajibkan bagi setiap muslim untuk membersihkan dan
menyempurnakan puasanya. Waktu pelaksanaan yaitu sejak awal Ramadhan dan paling
lambat sebelum pelaksanaan Shalat Idul Fitri.
Zakat
fitrah ditunaikan dalam bentuk makanan pokok setempat (beras, gandum, jagung,
dan lain-lain) sebesar satu sha’ yang
setara dengan 3,5 liter atau 2,5 kg per jiwa. Namun diperbolehkan diganti dalam
bentuk uang senilai 2,5 kg atau 3,5 liter beras.
2. Zakat
Maal
Zakat
maal adalah zakat yang wajib dikeluarkan atas harta yang dimiliki jika harta
tersebut telah mencapai batas wajib dikeluarkan zakatnya atau nishab.
Jenis
zakat maal antara lain:
1) Zakat
Binatang Ternak
Binatang
ternak adalah binatang yang dengan sengaja dikembangbiakkan agar menjadi tambah
banyak. Pada binatang ternak diberlakukan nishab dan haul. Binatang ternak yang
wajib dizakati ada tiga jenis yaitu unta, sapi, dan kambing.
Zakat
unta ketentuannya sebagai berikut:
· 5
ekor-9 ekor 1 ekor kambing
· 10
ekor-14 ekor 2 ekor kambing
· 15
ekor-19 ekor 3 ekor kambing
· 20
ekor-24 ekor 4 ekor kambing
· 25
ekor-35 ekor 1 ekor unta bintu makhad
· 31
ekor-45 ekor 1 ekor unta bintu labun
· 45
ekor-60 ekor 1 ekor unta hiqah
· 61
ekor-75 ekor 1 ekor unta jadz’ah
· 76
ekor-90 ekor 2 ekor unta bintu labun
· 91
ekor-120 ekor 2 ekor unta hiqah
Zakat
sapi ketentuannya sebagai berikut:
· 30
ekor-39 ekor 1 ekor sapi jantan/betina tabi’
· 40
ekor-59 ekor 1 ekor sapi jantan/betina musinnah
· 60
ekor-69 ekor 2 ekor sapi jantan/betina tabi’
· 70
ekor-79 ekor 1 ekor sapi musinnah dan 1 ekor tabi’
· 80
ekor-89 ekor 2 ekor sapi musinnah
Zakat
kambing memiliki ketentuan:
· 40
ekor-120 ekor 1 ekor kambing (2 th) atau domba (1 th)
· 121
ekor-200 ekor 2 ekor kambing/domba
· 201
ekor-300 ekor 3 ekor kambing/domba
Keterangan:
- Tabi’ adalah
sapi jantan atau betina yang telah berusia satu tahun dan telah memasuki tahun
kedua.
- Musinnah adalah
sapi betina yang telah berusia dua tahun dan telah masuk tahun ketiga.
- Makhad adalah
unta betina yang telah berusia satu tahun dan telah masuk tahun kedua.
- Labun adalah
unta betina yang telah berusia dua tahun dan telah masuk tahun ketiga.
- Hiqah adalah
unta betina yang telah berusia tiga tahun dan telah masuk tahun keempat.
- Jadz’ah adalah
unta betina yang telah berusia empat tahun dan telah masuk tahun kelima.
2) Zakat
Emas dan Perak
Barang
siapa memiliki satu nisab emas dan perak selama satu tahun penuh, maka ia
berkewajiban mengeluarkan zakat. Nisab emas adalah 85 gram emas, sedangkan
perak yaitu 595 gram perak. Besar zakat yang harus dikeluarkan adalah 2,5% dari
emas atau perak yang dimiliki.
3) Zakat
Barang Dagangan (Tijarah)
Zakat
perdagangan atau perniagaan adalah zakat yang dikeluarkan atas kepemilikan
harta yang diperuntukkan untuk jual beli. Zakat ini dikenakan kepada perniagaan
yang diusahakan baik secara perseorangan maupun perserikatan seperti CV, PT,
dan koperasi. Nisab zakat perdagangan senilai dengan 85 gram emas, dengan kadar
zakat sebesar 2,5%.
4) Zakat
Pertanian
Hasil
pertanian yang wajib dizakati adalah biji-bijian yang menjadi bahan makanan
pokok, seperti gandum, jagung, padi, kedelai, kacang tanah, dan hasil pertanian
lainnya.
Nisab
zakat pertanian senilai 5 watsaq sepadan
dengan 653 kg makanan pokok. Dengan kadar zakat pertanian 10% jika diairi oleh
air hujan, sungai, danau atau sejenisnya. Dan 5% jika diairi dengan alat
irigasi.
5) Zakat
Pertambangan (ma’din)
Zakat
pertambangan atau ma’din adalah
segala macam hasil tambang yang dikeluarkan dari bumi dan mempunyai nilai,
seperti besi, kuningan, dan timah. Dikeluarkan ketika telah mencapai haul dengan
nisab senilai dengan 85 gram emas, dan kadar zakat pertambangan sebesar 2,5%.
6) Zakat
Barang Temuan (Rikaz)
Setiap
barang temuan atau rikaz yang
ditemukan oleh seorang muslim, maka wajib baginya mengeluarkan zakat. Dalam
zakat ini tidak disyaratkan adanya nisab dan haul, oleh karena itu setiap
menemukan barang temuan langsung dikeluarkan zakatnya sebesar 20%.
7) Zakat
Profesi
Zakat
profesi adalah zakat yang dikenakan pada tiap pekerjaan yang penghasilannya
telah memenuhi nishab, yaitu jika penghasilan yang mereka terima selama setahun
lebih dari senilai 85 gram emas dan zakatnya dikeluarkan setelah berlalu satu
tahun sebesar 2,5% setelah dikurangi kebutuhan pokok.
Sumber:
Mu’is,
Fahrur. 2011. Panduan
Mudah, Lengkap, dan Praktik tentang Zakat. Solo: Tinta Media.
Kurnia,
Hikmat dan A. Hidayat. 2008. Panduan Pintar
Zakat. Jakarta: Kultum Media.
Ja’far,
Muhammad. 2003. Tuntutan Ibadah
Zakat, Puasa, dan Haji. Jakarta: Kalam Mulia.
Peraturan
Menteri Agama Republik Indonesia No. 52 Tahun 2014 tentang Syarat dan Tata Cara
Perhitungan Zakat Mal dan Zakat Fitrah serta Pendayagunaan Zakat untuk Usaha
Produktif.
Sumber: korangratis.net
Diolah
oleh Tim forshei materi