Sabtu/Minggu - 14/15 Oktober,
forshei melaksanakan kegiatan praset. Praset ini bertujuan untuk
mengetahui langkah awal kader baru dalam berproses di forshei dan praset
diikuti
oleh kader anyar 2017 juga di hadiri oleh alumni forshei, Majlis
Pertimbangan forshei, kader 2015 dan 2016. Kegiatan ini bertempat di
gedung muslimat NU
Kendal. Praset dimulai dari pukul 08.00 WIB untuk berkumpul di samping
auditorium II kampus III UIN Walisongo Semarang guna persiapan
pemberangkatan menuju
gedung muslimat NU di Kendal. Pada pukul 09.00 WIB rombongan forshei
baru
memulai perjalanan, sampai di tempat pukul 10.00 WIB.
Tepat pukul11.00 WIB forshei
membuka acara praset di aula gedung muslimat NU Kendal. Acara dibuka dengan
membaca surat Al-Fatihah dipimpin oleh saudari Munfariza selaku pembawa acara
pembukaan praset. Dilanjutkan dengan sambutan-sambutan oleh ketua panitia
(Pandu R), ketua umum forshei (M Firdaus), dan MPF (Syukron M) sekaligus
membuka resmi acara praset. Ayat Al-Qur’an dilantunkan oleh saudara Faiz guna
untuk memperlanacar serangkaian acara praset hingga esok hari. Acara pembukaan
ditutup dengan membaca al-hamdalah dipimpin oleh saudari Munfariza selaku
pembawa acara.
Siangnya, pukul 13.30 WIB forshei
melanjutkan salah satu kegiatan, kegiatan yang pertama memberikan materi
tentang keforsheian kepada kader anyar yang disampaikan oleh saudara Sofa Hasan
selaku pemateri I. Beliau menyampaikan bahwa “Organisasi adalah sekumpulan
orang yang memiliki tujuan yang sama. Sekuat-kuatnya besi tidak dapat di
jadikan alat pembersih seperti sapu, namun lidi yang terorganisir (banyak)
pilihan baik untuk dijadikan alat pembersih. Forshei berdiri 31 Mei 2008. Dulu
tidak ada forshei yang ada hanya HMJ Muamalah dan Ekonomi Islam yang mengkaji
ilmu ekonomi Islam. Sehingga barulah muncul forshei agar kegiatan ini
terorganisir. Forshei menekankan pada kekeluargaan, fungsinya untuk memunculkan
rasa solidaritas dan ringan menjalankan organisasi. Organisasi lebih
kekoordinasi. Ketika muncul kerjasama, saling membantu dan tidak putus
komunikasi maka munculah organisasi yang baik. Foshei itu seperti botol yang
kosong, kalianlah yang mengisi. Apa yang kalian lakukan di organisasi, maka
itulah yang dapat teman-teman ambil. Apabila niat berorganisasi untuk belajar,
insyaAllah akan mendapatkan manfaatnya. Ketika ingin berorganisasi di forshei
jangan membayangkan akan menjadi apa. Tetapi mulailah dari sekarang berproses
dengan baik dan itu akan menghasilkan yang baik pula. Berproses dahulu maka
akan mengetahui tujuannya”. Puncaknya, dari apa yang disampaikan pemateri
muncul beberapa pertanyaan dari kader, yang menunjukkan antusias yang sangat
baik dalam berproses. Namun waktu telah menunjukkan waktu ashar akhirnya
pembekalan materi I di akhirkan.
Diskusi bertujuan untuk melatih
keberanian dalam mengajukan pendapat. Oleh karena itu dari serangkaian acara
praset terdapat Focus Group Discussion tentang foshei. Pukul 15.30 WIB
pembekalan materi II yang disampaikan saudara Mamduh selaku pemateri II.
Pemateri menyampaikan beberapa pesan semangat untuk para kader, beliau
mengatakan “Teori dibangku kuliah saja tidak cukup, pilihan memilih forshei
adalah pilihan tepat. Selama diorganisasi jangan pernah menyepelekan satu sama
lainnya. Saya ingin prestasi teman-teman lebih baik dari pada saya. Saya ingin
teman-teman dapat menbagi waktu sebaik mungkin dan melangkah lebih maju.
Teman-teman ketika berjalan jangan sampai salah pilih. Sekarang adalah era
digital sehingga materi saja tidak cukup. Berwiraswasta peluangnya sangat besar
sekali. Pekerja kantor dan wiraswasta ketika sudah berjalan enghasilannya lebih
besar wiraswasta. Organisasi, disini akan di bangun rasa solidaritas sesama
kader. Hubungan antar lembaga sangat penting karena ini sangat membantu dalam
pengembangan forshei. Mungkin jika saya hanya duduk manis di bangku kelas, saya
tidak akan menginjakkan kaki di kantor Bank Indonesia”. Dari pengalaman
pemateri terlihat antusias para kader dengan mengajukan beberapa pertanyaan
seperti apa yang dilakukan pemateri ketika berproses, langkah awal dalam
berproses. Keseruan diskusi berakhir pukul 17.15 WIB.
Materi III pukul 19.30 WIB disampaikan
oleh saudara Nafis Ghifary yang akan membahas tentang kefosseian. Pemateri menyampaikan
“Fossei adalah forum silaturahmi tingkat nasional yang mengakomodir mahasiswa
pecinta ekonomi Islam yang tergabung dalam Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI)
di masing-masing kampus di seluruh Indonesia. Kaderisasi fossei berbasis KSEI
dan bukan vertikal atau berjenjang seperti struktur keorganisasian fossei.
Fossei bukanlah organisasi tersendiri diatas KSEI, namun fossei adalah
wadahnya. Kongres fossei dilaksanakan pada 11-13 Mei 2000 di UNDIP Semarang.
Kongres dihadiri 70 universitas juga dihadiri oleh organisasi ekstra. Fossei
didirikan pada tanggal 13 Mei 2000. Organisasi yang baik adalah memiliki SDM,
manajemen dan sistem yang bagus. Tujuan mempelajari fossei di kegiatan praset
ini guna mengetahui kita tidak sendiri, bahwa banyak KSEI-KSEI di universitas
lainnya. Ada 5 perguruan tinggi yang ikut serta dalam pendirian fossei, yaitu:
Universitas Diponegoro, Universitas Indonesia, Universitas Padjajaran,
Universitas Gajah Mada, dan Universitas Brawijaya. Mahasiswa yang berada di
universitas-universitas itu dahulu menginginkan ekonomi Islam menjadi jurusan,
akhirnya terealisasi pada tahun 2013. Karakteristik fossei, yaitu: ukhuwah
(persaudaraan), dakawah (mensyiarkan ekonomi Islam), ilmiah. Jadi dapat diambil
karakteristik fossei adalah merajut ukhuwah dalam dakwah bernuansa ilmiah. Ruh
forshei adalah kajian, apabila kajian tidak berjalan maka forshei tidak akan
berkembang, namun tidak hanya diskusi tentang ekonomi Islam, oleh karena itu
forshei mengadakan forji (forshei mengaji), forread (forshei membaca). Visi
fossei adalah pembumian ajaran Islam dalam bidang eonomi. Misi fossei, yaitu:
mengembangkan dan memberdayakan sistem ekonomi Islam dalam tatanan keilmuan dan
aplikasi, menjalin ukhuwah Islamiyah antara KSEI dan lembaga sejenis dengan
berusaha membangun budaya Islamiyah, ilmiah dan profesional”. Penjelasan dari
pemateri bahwa fossei adalah wadah atau forum sillaturahmi dari ksei-ksei yang
ada. Mempelajari fossei bertujuan agar kader mengetahui tujuan visi, misi,
seperti apa SDM, manajemen di forshei.
Tak kenal maka tak sayang.
Forshei mengedepankan rasa kekeluargaan yang tinggi. Sebabnya pukul 21.00 WIB
mengadakan acara perkenalan dengan beberapa alumni forsehi dan MPF (Majlis
Pertimbangan forshei). Sarasehan dipandu oleh saudara M Firdaus. Sebelum
memulai perkenalan, forshei menyuguhkan video testimoni dari para alumni yang
tidak berkesempatan hadir di acara praset tahun ini. Dari setiap alumni dan MPF
menyampaikan beberapa pesan kepada kadernya untuk semangat dalam berproses. Fathurrahman
“Berasal dari Kendal. Saya menjadi ketua umum forshei sebelum kepengurusan saudara Asep setelah saudara
Bagas. Kekeluargaan di forshei sangat dijaga. Silahkan berproses, berkembang
dan berniat dengan baik. Serap ilmunya sebaik mungkin”. Sofa Hasan “Menjadi ketua
umum forshei pada tahun 2009. Saya mendapat kekeluargaan di forshei. Apa
permasalahan teman-teman akan menjadi masalah kita bersama. Ketika sesama kader
meminta bantuan bahkan berani berhutang, maka berarti sudah akrab. Forshei di
bangun dengan berdarah-darah, maka hargai perjuangan alumni-alumni dalam
pendirian forshei. Jika teman-teman berproses dengan baik ketika di luar dapat
dengan mudah beradaptasi”. Ulin Nuha “Sadar itu belum tentu peka dan peka sudah
pasti sadar. Artinya teman-teman harus peka apa yang harus teman-teman ambil
ketika berproses. Kuliah tanpa berorganisasi rasanya hambar. Dalam forshei
sesama kader tidak boleh berpacaran, tujuannya untuk menunjang profesional di
dalam forshei”. Syukron Ma’mun “Jangan samakan forshei dengan yang lain.
Perbedaan UKM satu dengan yang lain adalah budayanya. Budaya forshei sangat
mengedepankan kekeluargaan”. Putri Hasni “Jangan pernah meremehkan forshei.
Banyak pengalaman yang di dapat dari forshei. Banyak ilmu yang di dapat di luar
kelas dari forshei”. Ahmad Fauzi “Tadi disampaikan kuliah tidak mengikuti
organisasi rasanya hambar, oleh karena itu teman-teman berproseslah dengan
sepenuhnya di forshei. Thomy Hilmy A “Forshei bukan hanya organisasi yang harus
menaati peraturan yang ada, tetapi juga teman-teman sebagai orang-orang
terpilih yang dijadikan pengurus dan pengembang ekonomi Islam. Majulah pemuda
zaman sekarang dan jadilah orang besar di masa yang akan datang”. Nadhiful
Labib “Dalam berorganisasi tentu ada suka dan emosi, namun jalani saja dengan ikhlas.
Sesuatu yang dilakukan ikhlas maka akan berbuah kebaikan. Arif Widodo “Dalam
berorganisasi memilih mengikuti arus atau anarkis, semua pilihan masing-masing
mempunyai resiko. Pilihan yang tepat adalah memilih organisasi forshei. Selama
niat berproses walaupun hanya kegiatan kecil seperti diskusi akan berdampak
besar kemudian hari. Karena berpengaruh pada jangka panjang. Nikmati saja
prosesya”. Nafis Ghifary “Jika kalian aktif berorganisasi, maka kalian akan
berbeda dengan teman-teman yang lain. To be somethinh different”. Viki Iffah “Selamat
berproses. Jangan memberi alasan ketika mengikuti proses di forshei. Forshei
adalah keluarga yang menjembatani kesuksesan”. Vivi Liana “Nikamtilah kegiatan
di forsehi dan akan merasakan manfaatnya di masa yang akan datang”. Eny
Kusumawati “Berproseslah selagi masih ada waktu berproses”. Moderator
menyimpulkan bahwa apa yang di sampaikan dapat diambil manfaatnya maka
berproseslah dengan ikhlas.
Minggu, kegiatan praset di hari
terakhir di buka dengan senam bersama pukul 05.00 WIB di lapangan gedung
muslimat NU Kendal. Kemudian jalan santai menuju alun-alun Kendal untuk
melaksankan outbound. Persaingan antar kelompok membuat outbound terasa seru
dan menyenangkan. Adapun lombanya: lempar air menggunakan sarung, bermain bola
dengan tangan yang di ikat dan lain sebagainya. Hari mulai panas dan waktu
menunjukkan pukul 08.00 WIB dan outbound di tutup dengan foto bersama di
alun-alun Kendal.
Serangkaian acara selanjutnya
adalah sosialisasi perbidang yang ada di forshei di laksanakan pukul 09.30
bertempat di aula gedung muslimat NU Kendal. Masing-masing bidang menjelaskan
program kerjanya ke kelompok-kelompok secara bergiliran. Setelahnya langsung
pembagian mentor bagi kader anyar. Mentor berasal dari kader forshei 2015.
Waktu yang di tunggu-tunggu,
yaitu pemilihan ketua angkatan kader forshei 2017 pada pukul 11.15 WIB.
Terdapat lima kandidat yang di calonkan, yaitu: Wiwin Dwi Wahyudi, Hilda Yusri,
Restika Susanti, Milhatun Nisa, Wiwin Sri Wahyuni. Pemilihan ketua angkatan dilakukan
dengan cara vouting. Akhirnya yang terpilih adalah Wiwin Dwi Wahyudi sebagai
ketua angkatan forshei 2017 mendapat vout 13 dengan visi “Akan mengedepankan
asas kekeluargaan karena forshei milik bersama dan bukan hanya milik saya. Kita
akan mengkoordinir tujuan kita bersama” juga bermotokan “Man jadda wajada”.
Acara selanjutnya penutupan
praset yang di pandu oleh saudari Eva Nurul Annisa selaku pembawa acara.
Penutupan di buka dengan membaca surat Al-Fatihah yang dipimpin oleh Eva Nurul
Annisa selaku pembawa acara penutupan praset. Dilanjutkan dengan
sambutan-sambutan oleh ketua panitia (Pandu R), ketua umum forshei (M Firdaus),
dan Alumni forshei (Ubaid) sekaligus menutup resmi acara praset. Ayat Al-Qur’an
dilantunkan oleh saudara Eko Cholil. Acara penutupan praset ditutup dengan
membaca al-hamdalah dipimpin oleh saudari Eva Nurul Annisa selaku pembawa
acara. Kemudian dilanjutkan foto bersama sebagai kenangan dalam acara praset
dan tos bersama sebagai salam semangat. Acara terakhir adalah sayonara.