Halal lifestyle atau sering kita dengar
dengan sebutan cermin gaya hidup halal. Apa sih lifestyle itu? Lifestyle adalah
suatu hal yang menunjukkan bagaimana gaya hidup orang baik dilihat dari
seseorang bekerja, pola tingkah lakunya,
bagaimana memanfaatkan uang. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan karakteristik
seseorang.
Saat ini Indonesia diketahui sebagai Negara
yang mayoritas penduduknya beragama Islam, maka sangat mudah untuk menjadikan
halal sebagai gaya hidup. Halal lifestyle bukan hanya seputar makanan tetapi
pakaian, kosmetik, pariwisata juga perlu diperhatikan. Kita akan membahas dari
seputar makanan. Di Indonesia makanan dengan logo halal banyak sekali
ditemukan, namun perlu pantauan yang pasti dari MUI (Majlis Ulama Indonesia)
karena masih banyak makanan yang berlogo halal yang ternyata belum
tersertifikasi oleh MUI. Oleh karena itu, baiknya kita memeriksa dan memilih
makanan dengan logo halal yang sudah tersertifikasi halal oleh MUI. Dalam
mecari rumah makan halal lumrahnya mereka menempelkan logo halal yang
tersertifikasi MUI di kaca atau dinding rumah makan. Halal lifestyle ini sudah
semakin dikenal hingga produksi luar negeri yang notabene nonmuslim, sehingga
mereka lebih memilih memproduksi produk halal karena konsumen mereka kebanyakan
seorang muslim. Apalagi Indonesia, salah satu negara mayoritas muslim yang
banyak mengkonsumsi dibanding memproduksi. Dengan demikian maka produk luar
negeri agar bisa masuk ke dalam negeri harus mempunyai sertifikasi halal oleh
MUI. Begitu juga dengan kosmetik, masyarakat di Indonesia mayoritas lebih
memilih kosmetik yang sudah pasti halal bahan-bahan pembuatannya. Sehingga
banyak produk kosmetik yang menawarkan dengan kehalalannya.
Seorang muslim sangat memperhatikan pakaian
yang di pakai, tentu pakaian yang dipilih adalah pakaian syar’i yang menutup
aurat sesuai perintah Islam. Halal lifestyle dalam hal pakaian menjadi gaya
halal yang terlihat jelas. Dengan berpakaian sesuai ajaran Islam maka itu
menggambarkan keseluruhan pribadi gaya hidup halal sesorang.
Muslim ketika berpariwisata maka akan
memilah dan memilih tempat yang cocok dan nyaman tanpa melanggar aturan
syari’at. Artinya, banyak pariwisata yang tour guidenya tidak berpakaian sesuai syari’at yang mana
itu mengurangi minat para wisatawan muslim. Dalam hal ini perlu adanya
penggabungan konsep wisata dan nilai-nilai keIslaman. Maka, pariwisata halal
dapat menjadi jawaban dari kondisi seperti ini. Banyak wisatawan luar negeri
yang datang ke Indonesia karena ingin mengetahui budaya Islam di Indonesia.
Oleh sebab itu perlu adanya kajian pengembangan wisata syariah di Indonesia
dengan memperhatikan wisatawan Timur Tengah sebagai pasar sasaran utama
wisatawan manca negara sehingga strategi pemasaran lebih fokus. Dalam kegiatan
wisata tentunya menyediakan tempat penginapan meliputi pelayanannya, maksudnya
dari penampilan pelayan yang sesuai syari’at; ramah; sopan; yang jelas
memberikan kesan yang baik bagi wisatawan.
Makanan yang disediakan hotel harus halal dan tidak menyajikan minuman
beralkohol. Hiburan yang disajikan adalah sesuatu yang berbau Islam seperti
rebana atau nasyid. Kolam renang yang membedakan laki-laki dan perempuan. Hotel
juga melarang yang bukan mahram untuk menginap.
Etos
kerja dalam Islam tentu yang pertama adalah melihat jenis pekerjaan tersebut
halal atau tidak. Setelah mengetahui halal maka harus mewanti-wanti bahwa
perusahaan tidak memaksa karyawannya untuk berpakaian yang melanggar syari’at.
Setelah mendapat pekerjaan kiranya seorang muslim dengan halal lifestylenya tidak
akan menghabiskan hasil kerjanya hanya untuk berfoya-foya, melainkan sebagian
dari hasil kerjanya di berikan kepada yang membutuhkan.
Dapat
disimpulkan bahwa halal lifestyle merupakan cermin gaya hidup halal sesorang
dengan memperhatikan aturan ajaran Islam tanpa melanggar. Halal lifestyle yang
idak hanya memperhatikan halal makanan saja tetapi seluruh aspek kegiatan atau
sesuatu yang dimiliki atau dipakai harus sesuai syari’at ajaran Islam.