Ungaran, 8-9/12 - Forum Studi Hukum Ekonomi Islam (forshei) UIN Walisongo Semarang mengadakan Sharia Economist Training 1. Untuk menjadi kader forshei, setiap anggota diwajibkan mengikuti kegiatan Sharia Economist Traning 1 (SET 1) 2018 dengan tema Meneguhkan Kekeluargaan Mempertajam Wawasan. SET 1 diikuti oleh 34 peserta. Tujuan diadakannya SET 1 yaitu untuk mempererat kekeluargaan antar kader dan memperbanyak wawasan. Untuk mengikuti SET 1 ini para anggota 2018 diwajibkan mendapatkan poin dari buku saku sebesar 85 poin yang diujikan dari mentor masing-masing.
Sebelum pemberangkatan telah diadakan TM (Technical Meeting) pada hari Jumat 07 Desember 2018. TM ini memberikan pengarahan terhadap para anggota 2018 dalam melaksanakan kegiatan SET 1. Seperti keperluan yang dibawa dan pembagian kelompok serta keterangan lain.
Pada hari pemberangkatan para anggota 2018 dan kader forshei yang lain berkumpul di sebelah audit 2 kampus 3 UIN Walisongo Semarang pukul 09.30 WIB, kemudian dilanjut perjalanan dan sampai pukul 12.30 WIB di lokasi Candi Gedong Songo Semarang. Pembukaan SET 1 dimulai dengan Basmallah dan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Fossei.
Dilanjutkan dengan sambutan - sambutan. Sambutan yang pertama disampaikan oleh ketua panitia Saudara Muhammad Lizamudin (kader 2017), sambutan yang kedua disampaikan oleh ketua forshei umum sudara Muhammad Ikhsanudin (kader 2016) dan sambutan yang terakhir disampaikan oleh MPF (Majelis Pertimbangan Forshei) oleh Saudara Muhammad Firdaus. Dilanjutkan dengan do'a bersama yang dipimpin oleh Saudara Sabiqul Umam (kader 2017) dan diakhiri foto bersama kader 2018.
Pada SET 1 kali ini kader forshei 2018 di bagi menjadi dua kelompok dan terdapat dua materi. Materi pertama yaitu "Small Group Discussion" SGD dengan tema "Revolusi 4.0" oleh Saudara Muhammad Iqbal Haqiqi Maramis (kader 2016) selaku wakil ketua umum forshei dan materi Leadership oleh dua pemateri yaitu Saudara Ahmad Fauzi selaku Majelis Pertimbangan forshei menjelaskan perbedaan antara pemimpin, pimpinan, dan kepemimpinan. Bahwa pemimpin adalah orang yang memimpin, pimpinan adalah hasil dari pemimpin sedangkan kepemimpinan adalah sistemnya. Pemateri kedua oleh Saudara Husni Mubarok selaku Majelis Pertimbangan Forshei (MPF) bahwa beliau mengatakan bahwa gaya kepemimpinan ada 3 yaitu autocratic, otoriter, democratic, consultative, free-rein, participative.
Kegiatan berikutnya adalah sarasehan dan pentas seni yang diikuti oleh Majelis Pertimbangan Forshei, kader-kader forshei dan dihadiri oleh Keluarga Alumni (KA) forshei. Pentas seni yang di tampilkan oleh kader forshei 2018 meliputi drama, musikalisasi puisi dan bernyanyi. Dan ada penampilan kolaborasi antara kader 2017 yaitu Saudara Nor Ma'arif (kader 2017) dan Saudari Eva Muzdalifah selaku Majelis Pertimbangan Forshei (MPF).
Pada keesokan harinya, kegiatan dibuka dengan senam bersama, fiking dan outbond. Kegiatan ini bertujuan agar para kader dapat menjaga kekompakan dalam berkompetisi dan dapat melatih manajemen sebuah tim. Pada pukul 11.00 WIB dilanjutkan materi terakhir yaitu oleh Saudara Abid selaku Keluarga Alumni forshei dengan tema "Personal Identity" menjelaskan tentang bagaimana memahami karakter dan ciri-ciri seseorang.
Dalam SET 1 diadakan sosialisasi kaos forshei yang di dampingi oleh Saudari Fitriana Anindhika (kader 2017) dan Saudari Ulul Fahmi (kader 2016) menyampaikan tentang kaos forshei yang akan dibuat. Agenda terakhir yaitu diskusi mengenai pemilihan ketua panitia Mustata (Musyawarah Tengah Tahun). Calon tersebut diantaranya adalah Saudara Mudrik, Saudara Anwar dan Saudara Cak Nur (kader 2018). Dan kader terpilih menjadi ketua Mustata adalah Saudara Anwar.
Acara SET 1 berakhir pada pukul 14.00 WIB. dilanjutkan penutupan SET 1 dan diakhiri foto bersama semua kader forshei dan MPF. Setelah itu perjalanan menuju kampus tercinta UIN Walisongo Semarang. Semoga dengan diadakannya SET 1 ini kader-kader forshei bisa mendapatkan ilmu-ilmu yang baru dan dapat mengimplementasikan serta mengamalkannya.
Rifqana Ridha A. (kader 2017)