Semarang,
24/02/2020 – Forum Studi Hukum Ekonomi Islam (forshei) melaksanakan kegiatan
DIKSI (Dialog Edukasi Bank Indonesia) 2020 yang bertempat di MAN 2 Semarang dengan mengusung tema “Peran
Bank Indonesia dalam Membangun Optimisme Milenial di Era Cashless Society” yang diikuti oleh 150 siswa MAN 2 Semarang.
Diksi merupakan kegiatan dialog edukasi oleh forshei yang bekerjasama dengan
Bank Indonesia dan bertujuan untuk mensosialisasikan kepada kaum milenial
tentang era cashless society yang sudah marak digunakan.
Acara
dimulai pada pukul 08.00 WIB dipandu oleh Saudara Sulton Ulumuddin dan Saudari
Widya Aprilia selaku MC
(Master of Ceremony). Dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-qur’an
oleh Saudara Khoirun Ni’am dan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dipimpin
oleh Saudari Gita Dwi Jayanti, serta sambutan-sambutan. Sambutan pertama oleh
ketua umum forshei Saudara Nur Ma’arif kemudian dilanjutkan sambutan dari Bapak Zahri Johan selaku Waka Kesiswaan MAN 2 Semarang. Beliau menyampaikan agar
para siswa aktif dalam
menyampaikan pendapatnya serta berharap agar kerjasama ini dapat bermanfaat. Kemudian dilanjutkan pembukaan
resmi secara simbolik serta menyerahkan kenang-kenangan kepada Wakil Kepala
Sekolah MAN 2 Semarang dan pembacaan do’a
bersama yang dipandu oleh Saudara
Saiful Anwar.
Selanjutnya penyampaian materi dari Bank
Indonesia oleh Ibu
Anggi Andeta mengenai “Peran
Bank Indonesia dalam Membangun Optimisme Milenial di Era Cashless Society”. Beliau
menyampaikan bahwa Bank Indonesia
adalah bank sentral Republik Indonesia yang memiliki tugas yaitu menjaga
stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan, dan stabilitas sistem
pembayaran untuk menunjang pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tugas pokok Bank Indonesia dibagi menjadi
3 sektor moneter keuangan, salah satunya adalah sistem pembayaran. Gerakan Nasional
Non Tunai (GNNT) pada 14 Agustus 2014 yang bertujuan untuk menciptakan
masyarakat non tunai yaitu menggunakan pembayaran secara tidak tunai yang
memiliki banyak manfaatnya diantaranya yaitu praktis, akses menjadi lebih luas,
trasparansi transaksi, efesiensi rupiah serta rencana ekonomi yang lebih
akurat. Adapun beberapa tugas Bank Indonesia lainnya yaitu menciptakan
pembayaran yang efesien, keamanan regulator, pengawasan, operator dan juga
fasilitator.
Materi
yang kedua disampaikan oleh Bapak Eko Aribowo selaku perwakilan dari Rumah
Kreatif BUMN Semarang mengenai
“Peluang dan Tantangan Generasi Milenial dalam Menyikapi Cashless Society”. Beliau menyampaikan semua kegiatan yang terdapat di Rumah Kreatif lebih fokus pada pelatihan dan pendampingan di
era millenial ini dengan
banyak digunakannya pembayaran secara non tunai menggunakan aplikasi QRIS (Quick Response Code Indonesia
Standard).
Sesi selanjutnya adalah tanya jawab, disini para siswa diberi kesempatan
untuk bertanya. Adapun Saudara Hadim
Muhyasa bertanya kepada Bapak
Eko Ariwibowo yaitu “Apakah ketika ada gangguan listrik atau bencana
alam dapat menyebabkan transaksi menjadi
batal?”. Beliau menjawab “Yang paling berpengaruh adalah pada kuat atau tidaknya sinyal,
dan begitu juga merchant QRIS dengan
edisi yang menggunakan listrik serta pusat perbelanjaan yang sudah menggunakan genset untuk mengantisipasi agar tidak terlalu
berpengaruh”.
Telah sampai pada penghujung acara yang ditutup
dengan penyerahan kenangan-kenangan
kepada Bank Indonesia dan Rumah Kreatif BUMN Semarang. Semoga dengan
diadakannya acara ini dapat menambah wawasan tentang era cashless society serta
bagaimana kita menyikapinya di zaman
milenial ini.
Gita Dwi Jayanti
(Kader 2018)