Perkembangan Covid-19 di Indonesia masih belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Bahkan, angkanya semakin hari semakin meningkat. Hal tersebut membuat sebagian masyarakat sadar untuk mulai melakukan investasi. Karena dengan berinvestasi masyarakat dapat menyimpan dana cadangan mereka untuk segala persiapan akan ketidakpastian di masa depan. Perencana Keuangan Prita Ghozie menyebutkan dalam satu bulan terakhir jumlah investor tumbuh lebih dari 20 ribu. Angka ini sangat berbeda dengan kondisi normal yang berada dibawahnya. Dari total pertumbuhan jumlah investor tersebut, pertumbuhan paling besar berasal dari investor reksadana. Menurut data BEI jumlah investor reksadana sudah mencapai 2,3 juta.
Bagi masyarakat yang ingin mulai menyimpan dana, tersedia produk investasi dengan risiko rendah yang bisa dipilih dan dibeli secara online. Ada surat berharga negara (SBN) untuk investor individu atau ritel yang diterbitkan oleh negara, dan ada juga reksadana jenis pasar uang yang dikelola oleh manajer investasi. Yang menjadi pertanyaan manakah investasi yang harus dipilih bagi masyarakat?
Lembaga riset Infovesta mencatat bahwa kinerja reksadana dalam negeri mayoritas negatif sejak awal tahun 2020, termasuk saat pandemi corona mulai merebak. Ini langsung berdampak pada pasar modal dalam negeri dan juga luar negeri. Reksadana saham dan reksadana campuran bukan investasi yang tepat, yang bisa dipilih dalam kondisi sekarang. Hal ini dikarenakan kinerja reksadana tersebut sudah merosot dan kian melemah. Namun sebaliknya, pada reksadana pasar uang cenderung positif dan relatif stabil sejak awal tahun 2020 sehingga membuat siapa pun yakin untuk menginvestasikan uang mereka di instrumen investasi ini. Terhitung dari bulan Januari hingga Maret 2020, reksadana pasar uang memberikan imbal hasil secara konsisten sebesar 1,29%.
Apabila masyarakat masih ragu untuk berinvestasi dalam jumlah besar, Pemerintah menawarkan Surat Berharga Negara (SBN) yaitu Obligasi Negara Ritel (ONR) yang mulai di keluarkan pada tanggal 15 Juni hingga 9 Juli 2020. Mengutip Kontan.co.id, Rabu (10/6/2020), penawaran ORI017 dimajukan oleh pemerintah. Pada awal tahun, pemerintah merencanakan penawaran ORI017 baru dimulai pada Oktober 2020. Sementara pada Juni lalu seharusnya pemerintah menawarkan SBR0010. Kendati demikian, Fixed Income Portfolio Manager Sucorinvest Asset Management Adi Saputra menyambut baik rencana pemerintah yang memajukan penawaran ORI017. Adi menilai ORI017 merupakan pilihan investasi yang menarik bagi para investor, khususnya para investor retail di tengah pandemi virus corona saat ini. Menurutnya ORI017 dapat menjadi alternatif investasi yang menarik karena dari imbal hasil memiliki kemungkinan lebih besar dibanding deposito dan juga lebih aman. Selain itu, ORI017 juga dapat diperdagangkan di secondary market, sehingga investor bisa menjualnya jika ada kebutuhan uang tunai plus bisa dapat keuntungan capital gain.
Ada beberapa pertimbangan kenapa masyarakat harus memilih obligasi negara seri ORI017 ini.
1. Aman. ORI017 ini tergolong aman karena berinvestasi pada keuangan negara sehingga bebas risiko gagal bayar. Bagi investor pemula yang baru terjun ke dunia investasi, kecilnya risiko bisa jadi pertimbangan.
2. Terjangkau. Obligasi yang biasanya membutuhkan dana besar minimal ratusan juta, tak berlaku untuk seri ORI017. Masyarakat bisa mulai ikut berinvestasi dengan nominal Rp 1 juta.
3. Mudah dicairkan. Fitur dari ORI017 ini bisa dijual kembali sebelum jatuh tempo.
4. Menguntungkan. ORI017 memberikan imbal hasil yang besar, lebih besar dari deposito.
Penawaran investasi melalui ORI017 dinilai sangat menarik karena selain memiliki nilai imbal hasil sebesar 6,4 persen, juga memiliki risiko yang sangat rendah karena dijamin oleh negara. Tak hanya itu, ORI017 merupakan salah satu saluran masyarakat yang dapat membantu dan mendorong pemerintah dalam melakukan funding recovery selama pandemik COVID-19 berlangsung.
Putri Ayu Agustina Siagian
(Kader forshei 2019)