Melonjaknya harga mie instan ini sebagai
bentuk efek domino dari perang Rusia-Ukraina. Padahal mie instan merupakan
salah satu makanan alternatif sumber karbohidrat di Indonesia. Pasalnya, perang
Rusia-Ukraina telah memicu banyak terjadinya ketidakseimbangan perekonomian
dunia, tak terkecuali pasokan dan lonjakan harga gandum dunia. Dimana Rusia dan
Ukraina merupakan pemasok gandum dunia.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan
bahwasannya kenaikan ini disinyalir perubahan cuaca dan perang antara
Rusia-Ukraina sehingga lalu lintas ekspor gandum tersendat. Pada
akhir bulan Juli lalu, Presiden Joko Widodo, mengingatkan kepada seluruh pihak
agar waspada terhadap pasokan pangan, apalagi untuk komoditas gandum. Indonesia
merupakan importir gandum, yang mana gandum merupakan salah satu bahan baku
dalam pembuatan mie instan.
Naiknya harga gandum berdampak pada produk olahan
dari gandum di tanah air. Menurut Jokowi, bisa saja harga mie instan dan roti
di Indonesia menjadi naik akibat harga gandum itu sendiri naik. Sementara
gandum di suplai dari Ukraina dan Rusia, yang mana kedua Negara ini merupakan pemasok terbesar
didunia. Namun demikian, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menepis
adanya kenaikan mie instan akan alami kenaikan 3 kali lipat,dikutip dari cnbcindonesia.com
Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk, menjelaskan bahwa harga gandum belum naik sampai 100%, dan
produksi mie instan juga banyak terdapat pada komponen yang lain. Sebenarnya
harga gandum dunia pada saat ini berada di posisi yang tertinggi. Apalagi
kenaikan gandum dan terigu sudah terjadi di tahun 2021. Walau ada isu kenaikan
ini, pasar akan terus bersaing. Karena masih adanya persaingan dari banyaknya
produsen terigu dan pabrik-pabrik mie instan. Harga mie instan di pasar ataupun
minimarket saat ini masih terbilang kenaikannya hanya beberapa saja belum menyeluruh seperti
dikutip dari detik.com