Pengantar Fiqih Muamalah 1

Pengantar Fiqih Muamalah 1


Penjelasan muamalah (pengibaratan warung)

• Syari’ah : apapun hukum yang diturunkan kepada Rasulullah di al-Qur’an atau as-sunnah berupa akidah (kepercayaan), wujdaniyah (perasaan hati/tasawuf), dan perbuatan mukallaf (orang islam, sudah baligh, dan berakal).

• Ushul Fiqh : ilmu yang membahas dalil-dali fiqh yang masih umum, metode pengambilannya, serta kriteria mujtahid.

• Fiqh :

• Epistemologi : Faham

• Terminologi : ilmu yang bersumber dari hukum syariah, membahas tentang amaliah (pekerjaan) manusia dan diambil dari dalil tafshili (terperinci).

• Fiqh Muamalah : Aturan yang ditetapkan untuk mengatur bagaimana orang berinteraksi dengan sesamanya dalam rangka memenuhi kebutuhan.

Ruang lingkup :

Menurut Al Fikr, dalam buukunya “Al Muamalah Al Madiyah wa Al Adabiyah”, muamalah terbagi menjadi dua bagian :

• Muamalah Adabiyah

Muamalah yang mengkaji dari segi subyeknya atau pelakunya. Berkaitan dengan hak, kewajiban,dan cara yang dilakukan. Contohnya : Hak, Harta, Kepemilikan, dan Akad.

• Muamalah Madiyah

Muamalah yang mengkaji objeknya atau bersifat kebendaan. Contohnya : al Ba’i (jual beli), Syirkah (perkongsian), Mudharabah (kerjasama), Rahn (gadai), Kafalah dan Dhaman (jaminan dan tanggungan), Utang-piutang, Hawalah (pemindahan utang), Ijarah (upah), Syuf’ah (gugatan), Qiradh (permodalan), Ju’alah (sayembara), Ariyah (pinjam meminjam), Wadi’ah (titipan), Wakalah (penyerahan kuasa), Luqathah (temuan), Musaraqah, Muzara’ah dan mukhabarah, Riba, dan beberapa permasalahan kontemporer (asuransi, bank dll). Adapun Dalam persoalan muamalah syariat islam, kaidah ushul berbunyi :

“Al-ashlu fi al-muamalah al ibadah illa maa dalla ‘ala tahrimihi”.

Artinya : Hukum asal dalam muamalah adalah boleh sampai ada dalil yang melarangnya.

Istilah-istilah dalam muamalah :

a. Harta : Secara bahasa (etimologis) : mal (jamak: amwal) yang berarti condong, cenderung, miring. Secara istilah (terminologis) : sesuatu yang diinginkan manusia berdasarkan tabiatnya, baik manusia itu memberikannya atau menyimpannya. Unsur-unsur harta (1) ‘aniyah : harta itu ada wujudnya dalam kenyataan (a’yan), (2) ‘urf : Segala sesuatu yang dipandang harta oleh seluruh manusia atau sebagian manusia, tidaklah manusia memelihara sesuatu kecuali menginginkan manfaatnya, baik manfaat madiyah maupun ma’nawiyah. Jenis-jenis harta antara lain :

Kebolehan memanfaatkannya oleh syara’

• Mutaqawwim : sesuatu yang boleh dimanfaatkan menurutsyara’.

• Ghairu Mutaqawwim : sesuatu yang tidak boleh dimanfaatkan menurut syara’, baik jenisnya, cara memperolehnya, maupun penggunaannya.

Dilihat dari jenisnya

• Manqul : harta yang dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain.

• Ghairu Manqul : harta yang tidak dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain.

Dilihat dari segi pemanfaatannya

• Isti’mali : harta yang apabila dimanfaatkan atau digunakan benda itu tetap utuh, sekalipun manfaatnya sudah banyak digunakan.

• Istihlaki : harta yang apabila dimanfaatkan berakibat akan menghabiskan harta itu.

b. Hak : : Pengertian hak Secara etimologis ketetapan dan kepastian. Secara terminologis suatu hukum yang telah ditetapkan oleh Syara’. Pembagian Hak Dalam pengertian umum hak dapat dibagi menjadi dua :

• Hak mal ialah sesuatu yang berkaitan dengan harta.

• Hak ghair mal, dalam hak ini terbagi dua :

• Hak syakshi ialah suatu tuntunan yang dapat ditetapkan syara’ dari seseorang terhadap orang lain.

• Hak ‘aini ialah hak orang dewasa dengan bendanya tanpa dibutuhkan orang kedua, hak ‘aini ada dua : (1) Hak ‘aini ashli ilah adanya wujud benda tertentu dan adanya shahub al haq. (2) Hak ‘aini thab’i ialah jaminan yang ditetapkan untuk seseorang untuk mengutangkan uangnya atas yang berutang.