Jenis Jual Beli


 JENIS JUAL BELIYANG DIPERBOLEHKAN DAN DILARANG DALAM ISLAM

Macam jual beli Diperbolehkan menurut islam

Bai’ al-Musyahadah (بيع المشاهدة)

Jual beli ma’qud alaih yang langsung dilihat dan disaksikan oleh kedua belah pihak pelaku transaksi (muta’aqidain). Hukum : sah, dan tidak disyaratkan mengetahui kadar barang (معلوم بالقدر) karena telah melihat secara langsung.

Bai’ al-Murobahah (بيع المرابحة)

Jual beli dengan penjual menyatakan modal dan menentukan laba (ربح) yang disepakati dari modal tersebut. Hukum : sah

Bai’ Maushufun Fi dz-Dzimmah

Bai maushuf fi dzimmah ialah transaksi jual beli dengan sistem tanggungan (dzimmah)

Dan metode mma’lum-nya melalui spesifikasi kriteria (shifah) dan ukuran (al-qadr)

Perbedaan Bai’ Maushufun Fi dz-Dzimmah dengan Salam :

a. Tidak wajib qobdhu ro’sul mal di majlis akad, salm wajib.

b. Berlaku khiyar syarat, salm tidak.

c. Boleh menukar alat pembayaran/istibdalus saman, salm tidak.

d. Ro’sul mal boleh hawalah salm tidak.

Bai’ Taqsith (بيع التقسيط)

Jual beli sistem kredit dalam batas waktu tertentu dengan harga lebih tinggi dibanding pembayaran cash (بيع المؤجل).

Hukum : sah, jika ;

a. batas waktu (أجل) diketahui

b. tidak terdapat syarat yang kontra produktif dengan konsekuensi akad (مناف لمقتضى العقد) saat akad berlangsung

c. sebelum akad deal (لزوم)

Status : lonjakan tsaman (شرط الزيادة) dalam taqsith tidak termasuk riba sebab bentuk toleransi dimana penjual tidak menerima pembayaran kontan dan pembeli sudah menerimanya.

Macam jual beli yang tidak diperbolehkan

Bai’ Najasy : rekayasa pasar yakni pembeli menawar dalam satu pembelian atau pembeli menyuruh seseorang untuk menaikkan harga barang agar pembeli membeli dagangannya dengan harga lebih tinggi.

Bai’ Fudhuli ( بيع الفضولي)

Jual beli benda yang dilakukan penjual atau pembeli yang tidak memiliki hak atas benda tersebut (bukan pemiliknya, tidak berstatus wakil, bukan wali).

Hukum : Tidak boleh/Batal akadnya.

Bai’ al-Ghaib (بيع الغائب)

Jual beli ma’qud alaih tidak terlihat terlihat oleh kedua belah pihak atau salah satu dari muta’aqidain. Hukum : Khilaf,

(1) Tidak sah, karena termasuk بيع الغرور (syafiiyah)

(2) Sah, jika unsur majhul dapat diminimalisir melalui spesifikasi ciri dan menetapkan خيار رؤية (a’immah tsalastah)

• Bai’ al-Mu’athah (بيع المعاطاة)

Jual beli tanpa disertai ijab dan qobul atau ada tapi hanya dari satu pihak. Hukum : diperinci ;

a. Rusak (فساد) secara mutlak “versi قول المشهور “

b. Sah, hanya komoditi dalam skala keci (حقير) “versi ابن سريج dan الروياني”

c. Sah, dalam berbagai prakek secara umum, karena tidak ada nash yang mewajibkan ijab dan qobul “versi imam malik dan imam nawawi”.